Malam sebelumnya saya memutuskan untuk tidak tidur mengingat
kereta untuk keberangkatan pagi tergolong sangat pagi. Terlebih aku belum
packing.
Tapi pagi ini, aku terbangun dan mendapati aku sendiri
tertidur di kamar. Panic, bingung tapi semua diredam dengan cekatan menyusun
barang barang keperluan untuk pendakian di Sumatera. Malam tadi aku sudah
mengontak senior di FH, orang Nias, essentrik, sedikit aneh dan begitulah.
Hahahha.
Skip, skip, skip aku dapatin bang Yamo sudah stand by dan
kami langsung cusk e stasiun. Untuk metode penulisan memang tekatku untuk
mempelajari dan menyesuaikan dengan kondisi keilmuan yang aku temba hari ini.
Sedikit kaku, lugas ,dan tegas. Tapi Bahasa sehari hari mungkin akan lebih
menyesuaikan. Ahsudahlah.
Di kereta aku bertemu dengan sekeluarga yang ingin pergi ke
Bandung juga. Sedikit obrolan ringan dengan saran dari bapak yang belum sempat
aku kenal namanya mengatakan kalau lebih baik aku turun di Kiaracondong biar
lebih dekat dengan tujuan yaitu bandara Husein Sastranegara.
Perjalanan dikereta asyik dan tidak sebosan saat pertama
kali aku naik kereta di pulau Jawa. Aku lebih leluasa, lebih banyak bahan
bacaan, lebih banyak referensi music sesuai keaadaan mood untuk menjelajah.
*entah kenapa aku merasa hidup dalam satu hari ini terlalu
banyak untuk dijelaskan secara terperinci. Setidaknya ada satu langkah kecil
untuk memulai menulis yak an?
LANJOTTTT
Kabut mulai menghantar kepergian dari kota kecil tempat
menimba ilmuku yang mungkin bagi sebagian banyak orang dianggap sebagai hal
yang tidak wajar menghambur hamburkan uang dengan jarak dari rumah yang sangat
jauh terlebih lagi aku menimba Ilmu Hukum pula yang notabene jauh lebih bagus
ditimba di kampus negeri tempat domisili KTP. Tapi ahsudahlah.
Pemberhentian di Kiaracondong mengharuskan aku untuk
melanjutkan ke tujuan selanjutnya stasiun ciroyom yang katanya lebih dekat ke
Bandara daripada stasiun lainnya.
Keluar dari pintu gerbang antrean untuk tiket kereta daerah
terlalu padat hingga aku bertemu dengan seorang om-om yang kutafsir umur 40an
dengan baik hati menyarankan aku untuk pergi dengan angkot. Terimakasih buat
penjelasan yang sangat amat teramat jelas. Tapi perjalanan menurut survei harus
dialihkan ketujuan yang awalnya menuju ciroyom menjadi Stasiun Kota Bandung.
Jujur, ini yang kedua kali aku berada dan bertualang di Kota
Kembang ini, sangat signifikan aku rasakan ketika terjun “langsung”
kemasyarakat dan ikut membaur ketimbang pertama kali aku kemari dengan teman.
Aku merasa mereka sangat bersahabat dan sangat amat sagat si amat dan sahat
sagala bodo amat.
diStasiun Bandung, aku baru kepikiran aku mulai lelah letih
lesu linglung dan lunglai. Aku mulai mencari tempat penginapan. Jujur tubuhku
tidak sekuat yang dulu dan ternyata belum ada tempat tidur yang benar benar
rekomendasi dan recommended di kota Bandung. Mungkin ya ada, tapi belum nemu
mas…….
Awalnya aku sudah ketemu referensi di internet untuk hostel
yang dekat ke perhentian ku hari ini, stasiun bandung. Kurang lebih google
mengatakan kalau itu “cuman” 500 meter dari stasiun kota Bandung. Ternyata,
setelah sampai di lokasi dan putar kesana kemari. Aku menemukannyaaaa..!!!
TADAAAAA
Tapi sudah bangkrut wkwkwkkwk
Dengan saran dari bapak bapak yang jaga toko sendirian dan
seperti jomblo padahal udah tua. Katanya coba cari aja disekitar kurang lebih
500 meter dari hotel bangsat kampret lontong yang udah tutup tadi. Banyak
hostel murah kok dipinggir jalan. “katanya”.
Sampai dilokasi, hotel yang tadi katanya melati dipinggir
jalan dan murah tadi yang aku liat adalah hotel bapak mamak anak adek dan kawan
kawan yang hargannya melebihi budget makan kosan eh melebihi anggaran bensin
selama di Purwokerto selama 1 bulan.
Tapi balik ke sifat orang Bandung yang baru aku temui hari
ini. Mereka mengarahkan aku ke tempat hostel dibelakang hostel yang banyak BULE
NYA!!!!! WKWKWKWK
Kapan lagi sekamar ama bule wak!! Wkwkwk. Dan klen tau
*lagak Medan. Aku sekamar ama 2 cewe buleeeeee dan… besar wkwkwkwk
Plan for tonight? Looking for girlssss awyeahhhh wkwkwkwk
Malamnya aku menyusuri jalan mulai ke gedung satai, quite
good places..
LANJOTT KE SARITEM
Lokasi saritem kurang lebih 600 meter dari hostels saya.
Tidak seperti lokalisasi yang berada di Purwokerto, Saritem lebih kurang lebih
luas dan lebih banyak pilihan
Setelah mengiyakan tawaran dari AA AA yang mangkal didepan
gang, kami mulai menyisir kompleks wanita ini. Sangat disayangkan karena
pekerja disini masih pada liburan jadinya cuman sedikit yang kami jumpain. AA
mengatakan kalau budget buat ST itu kurang lebih 250. Whatever lah, inyong ora
tertarik koh.
Setelah ke saritem, aku mulai mengunjungi kompleks Bandung
Trade Center jujur ini perjalanan yang amat sangat panjang kalau kamu jalan
kaki. Tapi aku dapat banyak foto bagus disini. Pencahayaan remang remang seakan
menceritakan Bandung dengan sisi lainnya yang biasanya kurang dilihat
masyarakat umum. Jujur baru kali ini aku bisa ngejepret beberapa foto dengan
kondisi yang kala itu malam dan itu cukup memuaskan.
Ya… bandung dengan segala cerita dan keberagamannya. Memang
awalnya dan pertama kali kemari Bandung menjadi punya kisah negative tersendiri
bagi aku. Tapi kali ini aku seakan mendapati diriku sendiri kembali. Ryvan yang
hidup dalam tempat antah berantah, dengan kondisi menghemat, namun melihat
potensi suatu kota dengan perspektif yang berbeda. Yea, memang apapun itu bila
kita lihat dari sisi yang lain, kenyataan juga berubah.
Kembali ke hotel, aku langsung mandi mengingat bau yang
cukup menyegat apabila aku melanjutkan tidur dengan kondisi badan yang basah,
lengket dan tidak tau bagaimana jadinya respon dari 2 bule cewek dari jerman
itu. Walaupun jujur aku masih penasaran sama orang yang tidur diatas tempat
tidurku.
Segelas kopi dilengkapi dengan roti sisa pemberian AA
tionghoa pemilik hostels aku menikmati malam. Sebelum kembali ke hotel aku
sempat bertemu atau mungkin lebih tepatnya melihat a homeless man makan
dipinggir jalan dengan makanan yang mungkin aku tidak tahu asal usulnya
darimana. Tapi dari pandangan ku, makannanya sudah tidaklah lagi layak makan.
Akhirnya aku memutuskan memberi sepuluh ribu ke dia. Tidak besar memang. Tapi setidaknya
dari memberi aku ikut merasakan apa yang dia rasakan. Bila kita lihat
dikehidupan sehari hari seorang mahasiswa apalagi di Purwokerto, masih banyak
dari kita mahasiswa tidak tau diri, memang bisa dibilang kalau purwokerto
memiliki standar biaya hidup yang tidak mahal, orang orang bebas seenak gabrek
mengambil nasi sebanyak banyaknya tapi banyak dari mereka tidak menghabiskan
(maaf sulit mengartikan dan Bahasa juga struktur Bahasa aku belum jelas)
padahal masih banyak orang diluar sana berjuang mati matian untuk sepiring nasi
yang dibuang oleh para mahasiswa yang katanya “INTELEKTUAL”
Belum lagi para mahasiswa bidik misi ataupun penerima
beasiswa yang lain. Memanglah mereka diberi uang saku yang menurutku cukup
besar selama masa studinya tapi bagaimana cara mereka menghabiskan dana yang
dipungut dari seluruh masyarkat dan seharusnya harus disalurkan ke mereka yang
benar membutuhkan menjadi sebuah tanda tanya. Masih banyak diluar sana tidak
mengetahui info dan bahkan tidak mendapat beasiswa karena kepolosan mereka
dalam mengibulin pihak universitas terkait penghasilan orang tua.
Aapa pun itu..
AKU MENOLAK KERAS SIFAT TIDAK BERSYUKUR! MENENTANG KERAS
PEMBOROSAN KALIAN ! AKU MENENTANG KERAS KALIAN YANG KATANYA PARA PIHAK INTELEK
TAPI TIDAK BERMORIL!
ANW INI AKU SELESAIKAN DI ATAS PESAWAT LION AIR BANDUNG – MEDAN
HORAS!
7 July 2016
BalasHapusObat Aborsi Di Bandung
Obat Cytotec Asli Di Bandung
Obat Penggugur Kandungan Di Bandung
Jual Obat Aborsi Di Bandung
Cytotec Asli Di Bandung
Obat Aborsi Cod Di Bandung
Obat Pelancar Haid Di Bandung
Obat Terlambat Datang Bulan Di Bandung
Obat Peluntur Janin Di Bandung
WA: 0822 7999 9433
BBM: DDB2 E229
WEBSITE RESMI: https://penggugur-janin.com/