25 Agustus 2016
Mimpi – dua semestaku
Malam sebelum aku tertidur, aku sudah menahan kantuk yang
terangat amat sangat ingin sekali menarik kelopak mata ini bahkan ketika aku
berada diatas kendaraan kesayanganku. Iya memang cukup aneh hari ini, aku
merasa lelah yang teramat sangat padahal aku tidak ada mengonsumsi kegiatan
yang terbilang keras hingga menyulut api bergadang dimataku. Dari beberapa
artikel yang kubaca di dunia maya mengatakan bahwa rokok dapat membuat
pengkonsumsinya merasa lebih cepat letih. Saya belum mengerti definisi mengerti
yang bagaimanakah yang dimaksud dari article artikel mereka tapi dari kondisiku
yang sekarang, sepertinya aku tidak usah menjabarkannya lebih jauh.
Sebelum tertidur dengan malam aku mencuci muka yang sudah
seharian dipapar oleh asap nikotin ataupun asap rokok ini. Sedikit ucapan
terimakasih dan selamat malam buat malam yang romantic untuk Natalia dan
pikiran akan adik dirumah yang katanya saat ini sedang sakit demam. Cepat
sembuh Ien!
Aku memulai petualangan di alam bawah sadar ini dengan aku
dan adikku paling kecil yang sekarang sudah kelas 4 SD. Kami berada di suatu
stasiun dengan kereta yang ingin mulai berjalan didepan pandangan mata kami.
Seketika itu tanpa memikirkan apa apa atau tanpa suatu tujuan yang jelas, kami
mengejar kereta itu. Aku sedikit kewalahan untuk mengejar kereta sambil menarik
adikku. Belum lagi didalam alam ini aku merasa keretanya berjalan semakin
cepat. Kemudian aku mendapatkan pegangan untuk gerbong tengah. Namun sangat
sulit untuk menjangkit keatasnya. Aku mulai menarik adikku sekuat tenaga tak
perduli dia terseret atau bagaimanapun yang penting kereta itu bisa terkejar.
Aku mulai mengaitkan satu kakiku ke pijakan keretanya. Namun aku lihat adikku
semakin terpogoh pogoh mengikuti cepatnya alur kereta. Aku mulai mengalurkan
tanganku satu dan kakiku sebagai pijakannya agar lebih cepat menemukan titik
keseimbangan dan untuk menghindari tembok penghalang orang orang seperti kami
naik ke kereta. Setelah ia menggapai tanganku dan menginjakkan kakinya tepat
dikakiku aku mulai menariknya sekuat tenaga kedalam dan hanya menyisakan kakiku
diluar. Jantung kami berdegup tak beraturan.
Didalam kereta kami seakan tidak dilihat. Yang biasanya bila
ada kejadian aneh didalam kereta beberapa orang setidaknya melirik kita. Ya
memang antara perhatian dan kepo terkadang selaras. Mereka bahkan tidak sampai
hati melihat aku dan adikku ngos ngosan karena mengejar kereta yang bahkan aku
sampai sekarang tidak tahu apa tujuannya.
Digerbong pertama tempat kami naik, aku melihat seorang
wanita berperawakan tinggi dengan kulit kuning langsat ditemani oleh seorang
wanita yang samar samar aku kenal sebagai ibunya Natalia. Disaat yang bersamaan
juga aku melihat adikku yang bisa jadi orang paling dekat denganku diantara
anggota keluargaku yang lainnya. Tanpa aku sadari wanita tersebut melirik ke
arahku diantara orang orang yang menganggap kami berdua tidak ada. Dan aku juga
menyadari, mereka berdua adalah duniaku kelak.
Mimpi memang bagi sebagian besar orang cenderung abstrak.
Mimpi bagi sebagian orang memang cukup penting. Tapi mimpi tak begitu saja
dikatakan sebagai bunga tidur kalau tidak memiliki kesan yang mendalam bagi
sebagian orang. Baik itu kesan yang terkadang menakutkan, ataupun kesan manis
yang kadang ingin kamu tuangkan dalam buku catatan harian kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar