Jumat, 02 September 2016

Mimpi, Dua Semestaku - 25 Agustus 2016



25 Agustus 2016
Mimpi – dua semestaku
Malam sebelum aku tertidur, aku sudah menahan kantuk yang terangat amat sangat ingin sekali menarik kelopak mata ini bahkan ketika aku berada diatas kendaraan kesayanganku. Iya memang cukup aneh hari ini, aku merasa lelah yang teramat sangat padahal aku tidak ada mengonsumsi kegiatan yang terbilang keras hingga menyulut api bergadang dimataku. Dari beberapa artikel yang kubaca di dunia maya mengatakan bahwa rokok dapat membuat pengkonsumsinya merasa lebih cepat letih. Saya belum mengerti definisi mengerti yang bagaimanakah yang dimaksud dari article artikel mereka tapi dari kondisiku yang sekarang, sepertinya aku tidak usah menjabarkannya lebih jauh.
Sebelum tertidur dengan malam aku mencuci muka yang sudah seharian dipapar oleh asap nikotin ataupun asap rokok ini. Sedikit ucapan terimakasih dan selamat malam buat malam yang romantic untuk Natalia dan pikiran akan adik dirumah yang katanya saat ini sedang sakit demam. Cepat sembuh Ien!
Aku memulai petualangan di alam bawah sadar ini dengan aku dan adikku paling kecil yang sekarang sudah kelas 4 SD. Kami berada di suatu stasiun dengan kereta yang ingin mulai berjalan didepan pandangan mata kami. Seketika itu tanpa memikirkan apa apa atau tanpa suatu tujuan yang jelas, kami mengejar kereta itu. Aku sedikit kewalahan untuk mengejar kereta sambil menarik adikku. Belum lagi didalam alam ini aku merasa keretanya berjalan semakin cepat. Kemudian aku mendapatkan pegangan untuk gerbong tengah. Namun sangat sulit untuk menjangkit keatasnya. Aku mulai menarik adikku sekuat tenaga tak perduli dia terseret atau bagaimanapun yang penting kereta itu bisa terkejar. Aku mulai mengaitkan satu kakiku ke pijakan keretanya. Namun aku lihat adikku semakin terpogoh pogoh mengikuti cepatnya alur kereta. Aku mulai mengalurkan tanganku satu dan kakiku sebagai pijakannya agar lebih cepat menemukan titik keseimbangan dan untuk menghindari tembok penghalang orang orang seperti kami naik ke kereta. Setelah ia menggapai tanganku dan menginjakkan kakinya tepat dikakiku aku mulai menariknya sekuat tenaga kedalam dan hanya menyisakan kakiku diluar. Jantung kami berdegup tak beraturan.
Didalam kereta kami seakan tidak dilihat. Yang biasanya bila ada kejadian aneh didalam kereta beberapa orang setidaknya melirik kita. Ya memang antara perhatian dan kepo terkadang selaras. Mereka bahkan tidak sampai hati melihat aku dan adikku ngos ngosan karena mengejar kereta yang bahkan aku sampai sekarang tidak tahu apa tujuannya.
Digerbong pertama tempat kami naik, aku melihat seorang wanita berperawakan tinggi dengan kulit kuning langsat ditemani oleh seorang wanita yang samar samar aku kenal sebagai ibunya Natalia. Disaat yang bersamaan juga aku melihat adikku yang bisa jadi orang paling dekat denganku diantara anggota keluargaku yang lainnya. Tanpa aku sadari wanita tersebut melirik ke arahku diantara orang orang yang menganggap kami berdua tidak ada. Dan aku juga menyadari, mereka berdua adalah duniaku kelak.
Mimpi memang bagi sebagian besar orang cenderung abstrak. Mimpi bagi sebagian orang memang cukup penting. Tapi mimpi tak begitu saja dikatakan sebagai bunga tidur kalau tidak memiliki kesan yang mendalam bagi sebagian orang. Baik itu kesan yang terkadang menakutkan, ataupun kesan manis yang kadang ingin kamu tuangkan dalam buku catatan harian kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar